Peradaban manusia melalui jaman agraris, industri, informasi dan kini
jaman kreatif. Kita dituntut menguasai kemampuan unik di setiap jaman
agar bisa bersaing. Apa kemampuan agar kita bisa bersaing di jaman
kreatif?
Generasi kakek kita mengidamkan bekerja di sebuah gedung mulai dari
pertama kerja hingga pensiun. Generasi ayah kita mengidamkan pekerjaan
tetap yang rutin bekerja dari jam 8 hingga jam 17. Tapi generasi saat
ini berharap pekerjaan yang fleksibel, tidak monoton dan bisa
mengekspresikan potensi diri.
Kita hidup dalam jaman yang terus bergerak dan mengalami perubahan.
Jaman kakek kita bukan jaman ayah kita dan bukan jaman kita. Jaman kakek
nenek kita hanya negara yang mampu mengglobal dalam bentuk penjajahan
(Globalisasi 1.0). Jaman ayah kita hanya perusahaan besar yang mampu
mengglobal dalam bentuk ekspansi pasar (Globalisasi 2.0).
Dalam era industri dan informasi, dunia kerja itu rutin, sistematis
dan efisien. Kemampuan otak kiri sangat dibutuhkan untuk itu. Pekerjaan
mencari siapa yang bisa mengerjakan lebih cepat dan lebih murah. Oleh
karena itu, sistem pendidikan dan organisasi kerja kita didesain untuk
memenuhi kebutuhan kedua jaman tersebut.
Jaman kita? Setiap orang bisa mengglobal berkat internet dan media
sosial. Setiap orang bisa berkreasi dan mengekspresikannya secara luas.
Inilah jaman kreatif. Inilah Globalisasi 3.0. Setiap jaman tersebut
membutuhkan kapasitas yang berbeda untuk sukses.
Tapi di jaman kreatif atau era konseptual, menurut, Daniel H. Pink
dalam bukunya A Whole New Mind, dibutuhkan 6 kapasitas baru agar kita
bisa bersaing. Enam kapasitas itu adalah sinergi antara otak kiri dan
otak kanan yang melahirkan high concept – high touch. Enam kapasitas
yang menuntut kita mengimajinasikan ulang sistem pendidikan, karir dan
organisasi kerja kita.
Daniel H. Pink, menuliskan buku A Whole New Mind, sebenarnya sebagai
sebuah peringatan bagi bangsa Amerika Serikat agar tidak tertinggal oleh
bangsa-bangsa Asia. Nah, karena kita bisa baca buku itu, memgapa tidak
kita belajar untuk menguasai 6 kapasitas itu sehingga bisa bersaing di
jaman kreatif?
Sekarang, apa saja 6 kapasitas kreatif itu?
1. Bukan hanya fungsi tetapi juga DESAIN.
Dalam membuat produk, jasa dan layanan tidak semata berpikir tentang
fungsional. Bukan lagi sekedar membuat sebuah alat yang bisa digunakan
untuk mendengarkan berita dan musik bernama radio. Tapi lebih dari itu,
kita perlu mendesain radio yang indah, unik dan menyentuh emosi, seperti
Radio Magno. Kita perlu kapasitas untuk berpikir desain.
2. Bukan hanya argumen tetapi juga CERITA.
Jaman kita telah dibanjiri oleh berbagai informasi dan data. Tidak cukup
lagi meyakinkan orang dengan menggunakan argumen. Kesadaran akan diri
dan menciptakan cerita jauh lebih efektif dalam menyentuh emosi orang
lain.
3. Bukan hanya fokus tetapi juga SIMPONI.
Jaman industri dan informasi menuntut kita untuk fokus dan spesialisasi
pada suatu bidang. Fokus tidak cukup lagi, kita dituntut mampu memandang
gambaran besar dan mensintesakan berbagai sumber daya yang ada. Tidak
cukup ahli di bidang fashion, tapi juga kemampuan mensinergikan dengan
potensi lokal untuk menciptakan Jember Fashion Carnival.
4. Bukan hanya logis tetapi juga EMPATI.
Dalam era setiap orang tehubungan dengan orang lain, tidak cukup logika
yang melandasi hubungan tersebut. Kita dituntut mengasah empati kita
untuk memahami emosi orang lain. Kemampuan untuk mendengarkan,
menghargai dan merasakan apa yang dirasakan orang lain.
5. Bukan hanya keseriusan tetapi juga BERMAIN.
Jaman industri dan informasi telah menuntut kita untuk bekerja serius
dari pagi sampai malam. Keseriusan melahirkan efisiensi. Tapi jaman
kreatif membutuhkan ide segar dari kita yang lahir justru ketika kita
dalam keadaan bermain yang santai, relaks, dan penuh humor. Perhatikan
saja kantor Google yang justru menyediakan banyak arena bermain.
6. Bukan hanya akumulasi tetapi juga MAKNA.
Jaman industri dan informasi membuat orang berlomba-lomba
mengakumulasikan hasil kerja atau kekayaan. Ketika kekayaan didapat,
seringkali justru perasaan kosong yang lahir. Pada jaman kreatif,
orang-orang akan mengimbangi dengan upaya mengejar hasrat agar lebih
berarti seperti gerakan sosial yang lahirkan makna hidup dan gerakan
spiritualitas.
Sumber: Profec
No comments:
Post a Comment